Santriwati Al-Ikhlas Ikuti Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
ALIKHLASBONE.AC.ID – Akademi Kebidanan (Akbid) Bataritoja Watampone melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada santriwati kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone. Kamis (26/01/2023). Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Haji Andi Muhammad Umar, pagi hari selama kurang lebih satu jam.
Kesehatan reproduksi remaja berarti kondisi sehat remaja pada sistem, fungsi, dan proses reproduksi dari fisik, mental, dan sosial kultural. Beberapa kalangan remaja dan orang dewasa menganggap tidak layak mendiskusikan materi kesehatan reproduksi ini, karna merasa akan menyebabkan ketidaknyamanan ketika berbicara terkait itu.
Bd. A. Ulfa Fatmasanti S.St., M.Keb, yang juga merupakan Direktur Akademi Kebidanan Bataritoja menyatakan dalam presentasi penyuluhannya bahwa biasanya kita cenderung untuk menghindari topik-topik terkait reproduksi. Jika mindset seperti ini tetap berkembang maka akan membawa dampak negatif dalam jangka waktu yang lama.
“Sebagai aset bangsa yang sehat, lewat kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi ini kami berharap dapat menjadi ilmu dan pengetahuan yang lebih luas terkait reproduksi. Harapanya para santri bisa menerapkan pola hidup sehat, untuk mewujudkan tujuan tersebut.” lanjutnya.
Salah satu materi penyuluhan kesehatan reproduksi adalah materi tentang Dismonorhea. Penyuluh memaparkan tentang pengertian Dismonorhea ini sebagai kejang-kejang saat menstruasi yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormon saat menjelang dan menstruasi berlangsung. Penyuluh juga menjelaskan cara menangani kondisi tersebut secara herbal melalui kompres air hangat dan rebusan kunyit asam.
Wakil Kepala Madrasah bidang Sarana Prasarana, Awal Asri Jaya Sumardi, S.Pd., yang turut serta mendampingi kegiatan penyuluhan menyampaikan terkait antusiasme santriwati peserta dalam mengikuti penyuluhan.
“Sebanyak 71 orang santriwati menjadi peserta dalam penyuluhan ini. Mereka terlihat begitu antusias mengikuti materi-materi yang disampaikan oleh narasumber dan mampu terlibat secara aktif, sehingga kegiatan penyuluhan ini berlangsung dengan sistem dua arah. Narasumber bukan cuma menyampaikan materi, tetapi menyelingi dengan praktik yang membantu santri untuk lebih mudah memahami.”
Setelah mendapatkan informasi terkait kesehatan reproduksi tersebut, para santriwati akan lebih terbantu dalam proses pendewasaan diri dan bagaimana pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. (rh/aibs)