Cetak 10 Hafiz dan Hafizah di Tengah Pandemi
ALIKHLASBONE.AC.ID – Program Tahfidz merupakan salah satu program unggulan Pondok Pesantren Al-ikhlas Ujung Bone demi mencapai visi terwujudnya generasi baru Islam yang lebih cerah dan mencerahkan. Program ini berfokus pada pendidikan santri di bidang hafalan al-Qur’an. Santri tahfidz diberikan target hafalan al-Qur’an di setiap semester, yang pada akhirnya mereka dapat menghafalkan seluruh isi al-Qur’an.
Virus Corona yang mulai mewabah di Indonesia pada awal 2020 lalu, mengharuskan penerapan pembelajaran jarak jauh di seluruh program pembelajaran Pesantren Al-Ikhlas, tak terkecuali program tahfidz ini. Setoran hafalan yang biasanya dihadapkan oleh santri kepada ustadz/ustadzah secara langsung atau face to face harus dihadapkan secara virtual yang tentunya memiliki banyak kendala.
Hal tersebut dikeluhkan Ustadz Irfan selaku koordinator tahfidz yang mengatakan bahwa mekanisme pembelajaran dan setoran hafalan tidak bisa dilakukan secara maksimal jika tanpa tatap muka. Meski demikian, setoran hafalan masih terus dilakukan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang memungkinkan ada interaksi langsung antara santri yang menyetor hafalan dengan pembimbingnya.
Senada dengannya, Ustadz Very sebagai salah satu pembimbing program tahfidz juga mengungkapkan adanya ketidakmaksimalan proses setoran hafalan jika dilakukan jarak jauh menggunakan platform virtual karena beberapa kendala.
“salah satu kendala ketika setoran langsung dengan jarak jauh adalah jaringan tidak selalu stabil yang mengakibatkan adanya delay, sehingga jika terdapat hafalan yang keliru, kita kesulitan untuk langsung melakukan perbaikan,” ungkapnya.
Selain terkendala jaringan, adanya gangguan di sekitar yang mengakibatkan hilang fokus baik itu dari santri yang menyetor hafalan atau pembimbing yang sedang menyimak hafalan.
“ketika proses muraja’ah 1 juz yang biasanya mengambil waktu yang cukup lama, terkadang santri ataupun pembimbing kehilangan fokus karena adanya pengaruh lingkungan sekitar” lanjut hafiz al-Qur’an ini.
Meski terhalang oleh beberapa kendala di atas, koordinator tahfidz beserta para pembimbing terus berusaha agar setoran hafalan hingga muraja’ah santri program tahfidz tidak terhenti sehingga tidak menghalangi target khatam. Jarak tidak menjadi kendala yang berarti berkat kerja keras dan kesabaran pembimbing serta kesungguhan santri dalam mengkhatamkan al-Qur’an, akhirnya baru-baru ini program tahfidz berhasil mencetak 10 hafiz dan hafizah yang diharapkan menjadi penerus bangsa berjiwa Qur’ani dan dapat menjadi generasi yang cerah dan mencerahkan. (si/aibs)