Mengenal Rutinitas Santri: Halaqah
Ujung, 31 Januari 2021 – Eksistensi lembaga pendidikan ‘tradisional’ pesantren membawa pengaruh besar bagi kehidupan budaya Islam di Indonesia. Hal ini membuat lembaga pendidikan ini tidak hanya bisa bertahan di tengah pergolakan dan perubahan zaman, tetapi juga terus menemukan momentum dan menunjukkan taringnya ke arah yang lebih mapan.
Perbedaan pemahaman umat tentang Islam, menjadikan pesantren hadir untuk mengambil peran penting dalam melahirkan tradisi Islam Wasathiyah. Nilai-nilai keislaman yang luas dan mendalam tidak didapatkan dengan begitu saja melainkan melalui suatu proses pendidikan keagamaan yang baik, salah satunya dengan metode Halaqah yang telah membudaya di pesantren.
Lembaga pendidikan pesantren menekankan pengajarannya pada ranah keilmuan Islam dan Akhlak Karimah. Untuk itu, Salah satu tradisi yang terus ada hingga saat ini adalah kegiatan pengajian Kitab Kuning atau biasa disebut Halaqah. Kegiatan ini menjadi tombak kekuatan pesantren untuk terus mencetak santri dan santriwati yang memiliki integritas tinggi, pemahaman keislaman yang dalam, serta pandangan-pandangan yang luas atas suatu masalah.
Tradisi klasik dengan sentuhan modern ini dapat ditemukan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone. Selain tetap mengikuti perkembangan zaman, memaksimalkan pemanfaatan teknologi, dan pemahaman ilmu-ilmu umum, Pondok Pesantren Al-Ikhlas tetap mempertahankan dan menjaga tradisi pengajian ini. Hal ini dilakukan agar kelak santri dan santriwati memiliki keseimbangan antara keilmuan Islam yang moderat dan tetap mampu bersaing di dunia modern dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Kitab-kitab kuning dalam pendidikan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone mengacu pada kitab-kitab tradisional karangan ulama-ulama berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah yang umumnya berisi pelajaran-pelajaran agama. Kitab-kitab tersebut diajarkan oleh para Asatidz yang memiliki kesinambungan ilmu, sehingga kandungan isi kitab yang berumur mencapai ratusan tahun tersebut, tetap dilestarikan dan tidak lagi diragukan keasliannya.
Rutinitas halaqah dijalani para santri pagi dan petang dengan bimbingan para asatidz berdasarkan kitab yang telah ditentukan. Setidaknya ada 11 kitab yang menjadi referensi kegiatan halaqah santri di Pondok Pesantren Al-Ikhlas sebagai asupan dalam memperdalam ilmu agama mereka.
Adapun Kitab-kitab yang diajarkan tersebut sebagai berikut.
- Kitab Tafsir Jalalain, dikaji oleh AG. Dr. H. Lukman Arake, Lc., MA
- Kitab Tanwirul Qulub, dikaji oleh AG. Dr. H. Lukman Arake, Lc., MA
- Kitab Husunul Hamidiyah, dikaji oleh AG. KM. H. Idris Rasyid, M.Pd.I
- Kitab Irsyadul Ibad, dikaji oleh AG. H. Saharuddin, S.Ag., S.Pd.I., M.Pd
- Kitab Zubdatul Itqan, dikaji oleh AG. KM. H. Muhammad Irham, S.HI
- Kitab Ta’lim Mutaallim, dikaji oleh AG. H. M. Safri Abdullah, S.Pd.I
- Kitab Mukhtarul Hadits, dikaji oleh AG. Irfan, S.Pd.I
- Kitab Bulughul Marram, dikaji oleh AG. Abd. Gani, M.HI
- Kitab Al Azkar Imam Nawawi, dikaji oleh AG. Murdani, S.Th.I
- Kitab Fathul Qorib, dikaji oleh AG. Maruddin, M.IP
- Kitab Riyadus Solihin, dikaji oleh AG. Muhammad Ashar, S.Sy
Kegiatan halaqah yang dijalankan santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al-Ikhlas ini diharapkan mampu membekali mereka dengan ilmu agama yang lebih luas dan dalam sehingga kelak menjadi manusia-manusia unggulan yang menggambarkan keteduhan Islam. (kh/aibs)