Kolom AlumniProfil Tokoh

Mengenang Anregurutta: Paku Bumi yang Dicabut

Oleh Muhammad Asriady

Alumni Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone; Awardee Program 5000 Doktor MORA Full Scholarship Bidang Kajian Hadis Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Keteladanan Anregurutta Allahu Yarham KH. Sanusi Baco tercermin dalam ceramah-ceramahnya yang diikuti perilaku kesehariannya. Nasihatnya begitu menyejukkan, serasa tidak menggurui namun mampu membuka hikmah diselingi candaan.

AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta)

“Anregurutta Allahu Yarham Dr. (HC) KH. Sanusi Baco, Lc adalah paku Bumi Indonesia bagian timur.” dawuh Gus Nuril saat memberikan tausiyahnya di Masjid Telkom Sulawesi Selatan.

Tepatnya 15 Mei 2021, AGH. Sanusi Baco, berpulang ke pangkuan Ilahi Rabb. Semasa hidupnya sebagai pendakwah yang ulet membuat Islam sebagai sub identifikasi berbudaya orang-orang Bugis-Makassar sehingga dapat berkembang sampai hari ini. Dakwahnya sesejuk salju, nasihatnya dari hati ke hati sehingga jamaah kian tersentuh tatkala mendengarkan dakwah Anregurutta. Kini beliau telah pergi meninggalkan umat bersama dengan Ilmunya, karena ulama pergi bersama dengan Ilmunya. Semoga warisan ilmu jariahnya senantiasa hidup di bumi Sulawesi Selatan ini hingga akhir zaman.

“Keteladanan Anregurutta Allahu Yarham KH. Sanusi Baco tercermin dalam ceramah-ceramahnya yang diikuti perilaku kesehariannya. Nasihatnya begitu menyejukkan, serasa tidak menggurui namun mampu membuka hikmah diselingi candaan.” Imbuh Anregurutta Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta/Pendiri Pondok Pesantren Al-Ikhlas).

Ibarat lautan adalah isinya, itulah Anregurutta. Ilmunya sangat luas, saat berdakwah pemikirannya terbuka, Anregurutta Allahu Yarham adalah lautan ilmu dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. Dakwahnya tidak lepas dari Ibadah dan amal saleh, tidak menyalahkan dan menghakimi kelompok lain. Jika membahas tentang fikih, beliau menyampaikan semua pendapat ulama atau mazhab. Beliau tidak fanatik terhadap mazhab tertentu dari sisi pandangan, walau kesehariannya adalah penganut Aswaja An-Nadhiyyah. Dakwahnyahnya begitu ramah membuatnya dicintai oleh umat. (Setia di Jalan Dakwah. Firdaus Muhammad-Suhardi)

Perjalanan Belajar Anregurutta

Pesantren DDI Galesong Baru merupakan tempat belajar setelah ditempah di rumah oleh ayahnya. Saat itu beliau dididik langsung oleh AGH. Amin Natsir. Kemudian beliau di utus ke Pondok Pesantren DDI Mangksoso hingga melanjutkan pengabdian sebelum masuk ke perguruan tinggi. Beliau diajar langsung oleh Allahu Yarham AGH. Abdurrahman Ambo Dalle, AGH. Amberi Said dan beberapa ulama DDI lainnya. 8 tahun di DDI Mangkoso tidaklah cukup jika hanya belajar kitab saja, tetapi harus dilengkapi dengan meneladani kehidupan para ulama.

Setelah di DDI Mangkoso, beliau melanjutkan pendidikannya di Fakultas Syariah Universitas Muslim Indonesia. Dimana saat itu rektor yang menjabat adalah Prof. Dr. Abdurrahman Syihab, ayah dari ulama kharismatik Prof. Dr. KH. Quraish Shihab, Lc., MA. Saat berkuliah Anregurutta banyak terlibat di berbagai organisasi seperti mendirikan PMII Sulawesi Selatan hingga menyelesaikan program dan mendapatkan gelar BA (Bachelor of Art). Berkah sebagai aktivis produktif hingga mendapatkan beasiswa dari Menteri Agama untuk berkuliah di Al-Azhar Kairo-Mesir pada tahun 1963 bersama dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Mustafa Bisri (Gus Mus) beserta beberapa perwakilan anak bangsa lainnya.

Beliau seyogianya bertekad untuk menyelesaikan S2 (Magister) setelah mendapatkan gelar Lc (License) di Al-Azhar Asy-Syarif, tetapi dengan gejolak perang di Timur Tengah antara Israel dan Palestina membuatnya bersama Gus Dur dan Gus Mus kembali ke Indonesia. Bahkan Anregurutta pernah bertekad untuk jihad fi sabilillah untuk menghadapi zionis bersama pemuda Islam lainnya, tetapi sulitnya mengurus surat-surat disebabkan alasan keamanan,  pupuslah harapan untuk berjihad karena waktu pendaftaran sudah lewat hingga akhirnya beliau membulatkan tekad kembali ke Indonesia.

Anregurutta meninggalkan kearifan, meninggalkan cinta, meninggalkan prasasti berharga untuk agama, bangsa dan negara ini. Mari meneladan kepada beliau untuk menumbuh-kembangkan nilai-nilai islam yang rahmatan lil alamin, menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan, mengokohkan NKRI dan berdakwah secara lemah lembut. (*)

Namun nilai-nilai jihad Anregurutta lanjutkan dengan dakwah bil hikmah bukan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, berdakwah antar masjid ke masjid dengan lemah lembut (qaulan layyina) hingga diterima pada semua kalangan. Jihad ilmiah dan dakwahnya mendapatkan amanah langsung oleh Menteri Agama kala itu untuk mengajar di Institut Agama Islam Neger (IAIN) Alauddin Makassar kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan STAI Al-Ghazali kini menjadi Universitas Islam Makassar (UIM).

Sebuah tulisan untuk mengenang tujuh hari wafatnya AG. Dr (HC). KH. Sanusi Baco, Lc.

Admin

Web Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page

Buka Whatsapp
Informasi Pendaftaran
Admin
Salam. Ada yg bisa kami bantu Sahabat Ikhlas?